Langsung ke konten utama

Wajah Ceria Hati Bahagia

smiling baby
Bagaimana rasanya ketika Anda melihat seseorang tersenyum lebar saat melihat Anda?? Senang bukan? susana hati itu menular. Coba kita perhatikan, saat seseorang sedih ia cenderung menunjukan ekspresi wajah yang tidak nyaman. Ketika orang tersebut berkata-kata, ia cenderung mengucapkan hal-hal yang tidak menyenangkan, seperti keluhan, ketidakpuasan, keburukan, sampai mengumpat hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. Kita akan ikut pusing berada di dekat orang seperti ini apalagi sampai harus mendengarkan keluhan-keluhannya yang banyak dan panjang. Perhatikan, suasana hati itu benar-benar menular.

Saat seseorang senang pun sama. Wajahnya cenderung berseri-seri dan begitu ceria. Kita pasti ikut senang saat melihat wajahnya yang begitu ceria itu, kata-kata yang keluar dari mulutnya penuh dengan rasa syukur bahkan bisa jadi bersifat humoris karena berasal dari hati yang sedang senang. Kita betah dan ikut senang saat bersama dengan orang seperti ini. Itulah yang saya maksud, "Keluh kesah dan  kesedihan itu menular, begitu pun kebahagiaan.. jadi, berbahagialah.. "

Hati itu akan merasa tenang dan bahagia ketika kita menerima apa pun yang dimiliki dan menerima keadaan yang dialami. Banyak orang merasa stres karena ia gagal menerima apa yang dimiliki dan keadaan yang dialaminya. Ketika datang masalah, berupa kegagalan, putus cinta, hinaan, makian, tertipu, kemiskinan, sampai hal-hal lain yang tak diinginkannya datang, hati tidak menerima dan akhirnya pikiran menjadi stres hingga badan pun terasa lemas dan putus asa. Sadarlah! kawan, semua itu hanya pemberian. Hakikatnya kita memang tidak memiliki apa pun. Harta kita, bahkan tubuh kita, semua itu hanyalah pinjaman dari Tuhan. Akan ada saat dimana kita harus mengembalikannya. Jangan sampai semua itu sudah rusak saat kita mengembalikannya, rusak dengan dosa-dosa itu sangat merugikan. Kita tidak tahu apa yang harus kita katakan saat mempertanggungjawabkannya. Karena balasan dari hal itu hanya satu, Neraka.

Na'udzubillah..

Agar terhindar dari itu, kita bisa mulai merasa cukup dengan apa yang kita miliki. Bersyukur atas semuanya. Mulai tersenyum dengan tenang dan gembira. Kita layak untuk berpikir sejahtera dan bahagia. Karena kaya yang sebenarnya itu bukanlah dengan banyaknya harta yang dimiliki, tapi kaya itu adalah hati yang bisa menerima semua yang ada. Itulah kaya sebenarnya. Senyuman kita, menular. Karena Kebahagian itu menular. Wajah ceria, hati bahagia. Alangkah nyamannya hidup ini, bagaimana pun kondisinya. Yang penting tetap bersyukur, menerima, senyum, dan bahagia.

smilling baby

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang paling kau pikirkan?

  Rabu, 29 Maret 2017. Umurku saat ini sudah menginjak usia muda. kumis dan jenggot yang terus-menerus menawarkan dirinya untuk dicukur setiap hari jum'at menjadi saksi bisu, bahwa masa kecilku sudah tertinggal di belakang. Waktu yang tak mungkin kita alami kembali. Kursi coklat berlapis busa yang lembut, dengan senderan yang nyaman di sebuah ruangan komputer, suasana hening dan desingan suara CPU. Berbagai pertanyaan tentang kehidupan mulai bermunculan di dalam kepalaku. "Apa arti nya hidup ini?" "Saat semua yang kulakukan ternyata sia sia?". Begitu banyak rasa sepi dan pengap yang hinggap di dalam dada. Beberapa orang sadar bahwa tidak semua wajah yang tersenyum belum tentu menandakan hati yang bahagia. Dunia saat ini dipenuhi oleh manusia bertopeng. Orang-orang berjalan di muka bumi ini tanpa jiwa. Masa muda mereka yang berkilauan seperti emas direnggut oleh kegelapan zaman. Setiap orang mengalami kegagalan dalam berpikir tentang kebaikan. Orang yang sebe...

Rindu Menggebu Kalbu

Kapan rasa rindu ini berakhir? Kunanti pertemuan yang indah itu Bertahun-tahun ku menanti Sebuah harapan yang membuat kita bersatu O Tuhan, Pantaskan aku untuk menikah Dengan wanita sholehah yang penuh cinta Di usia muda ini, kumohon Kau kabulkan Boleh kan? Aku hidup sederhana dengan harta dan cinta yang berlimpah Sehingga mudah bagiku mengucap rasa Syukur dan terhindar dari kufur karena Kau, Maha Pengabul.